Dalam sintesis senyawa
organik terdapat dua bagian yang sangat penting, yaitu sintesis total dan
metodologi. Sintesis total merupakan proses sintesis senyawa kimia secara
lengkap dari molekul sederhana menjadi senyawa yang lebih kompleks. Sedangkan
penelitian metodologi terdiri dari tiga tahap utama yaitu penemuan, optimasi
dan studi lingkungan, serta keterbatasan. Senyawa organik yang disintesis bisa
jadi memiliki kerangka atom karbon yang kecil ataupun kerangka karbon yang
lebih kompleks, seperti penicililin dan taksol.
Adapun hal-hal yang
harus diperhatikan dalam mensintesis suatu senyawa yaitu sebagai berikut:
1.
Menyusun bentuk dari kerangka atom
karbon atau bentuk struktur dari senyawa kompleks yang ingin dihasilkan.
2.
Melakukan transformasi pada gugus fungsi
yang merupakan ciri-ciri dari senyawa yang diinginkan dengan menggunakan gugus
lain pada posisi yang tepat.
3.
Apabila pusat stereogenik muncul, maka
harus diperbaiki dengan cara yang tepat.
Berdasarkan tiga hal tersebut, maka
sebelum melakukan sintesis suatu senyawa organik perlu diketahui ikatan
karbon-karbon yang membentuk reaksi, yakni gugus fungsi dan aspek stereokimia.
Prinsip-prinsip sintesis senyawa
aromatis:
Dasar
reaksi
Gugus
G merupakan pendorong elektron kedalam cincin (EWG) atau pengarah ortho, para.
Gugus
G merupakan penarik elektron keluar cincin (EDG) atau pengarah meta.
X
= gugus pergi yang baik
X
= halogen dengan EWG pada posisi ortho dan para
X = N = N+
(merupakan garam diazonium)
Contoh:
Menganalisis bahwa CH3C=O
merupakan gugus pengarah meta
OCH3 merupakan pengarah ortho
dan para
Dalam sintesis senyawa aromatik ini
menggunakan teknik diskoneksi, interkonversi gugus fungsional dan sinton. Teknik
diskoneksi pada senyawa aromatik umumnya dilakukan pada ikatan yang
menghubungkan cincin aromatik dengan bagian molekul lain. Sedangkan dalam
pemilihan sinton harus disesuaikan dengan sifat cincin aromatis nukleofil dan
asil klorida yang merupakan elektrofil. Sinton ini merupakan suatu fragmen
khusus yang dapat membantu menentukan reagen-reagen yang cocok untuk reaksi
namun bisa jadi tidak ikut dalam reaksi. Reaksi substitusi elektrofilik pada
senyawa aromatik sebagai berikut:
2.
Reaksi nitrasi
elektrofil dari reaksi diatas adalah ion nitronium dari reaksi antara asam nitrat dan asam sulfat.
elektrofil dari reaksi diatas adalah ion nitronium dari reaksi antara asam nitrat dan asam sulfat.
3.
Reaksi sulfonasi
elektrofil pada reaksi diatas adalah SO3 yang termasuk elektrofil yang relatif kuat akibat adanya atom S yang kekurangan elektron yang dihasilkna dari reaksi berikut:
elektrofil pada reaksi diatas adalah SO3 yang termasuk elektrofil yang relatif kuat akibat adanya atom S yang kekurangan elektron yang dihasilkna dari reaksi berikut:
4.
Reaksi friedel-crafts
Reaksi ini
meliputi reaksi alkilasi dan reaksi asilasi.
reaksi alkilasi:
elektrofil dalam reaksi ini adalah ion karbanium sehingga kan menghasilkan reaksi penataan ulang untuk membentuk karbanium yang stabil.
reaksi asilasi:
elektrofil reaksi di atas adalah ion asilium yang diperoleh dari reaksi berikut:
karena elektrofilnya merupakan ion maka tidak terjadi penataan ulang dalam reaksi ini.
Dengan memahami tahapan reaksi-reaksi di atas, pada tahap analisis kita bisa menentukan dimana letak yang tepat untuk melakukan diskoneksi, sehingga akan diperoleh reaksi yang umum terhadap senyawa aromatik pada tahap sintesis.
reaksi alkilasi:
elektrofil dalam reaksi ini adalah ion karbanium sehingga kan menghasilkan reaksi penataan ulang untuk membentuk karbanium yang stabil.
reaksi asilasi:
elektrofil reaksi di atas adalah ion asilium yang diperoleh dari reaksi berikut:
karena elektrofilnya merupakan ion maka tidak terjadi penataan ulang dalam reaksi ini.
Dengan memahami tahapan reaksi-reaksi di atas, pada tahap analisis kita bisa menentukan dimana letak yang tepat untuk melakukan diskoneksi, sehingga akan diperoleh reaksi yang umum terhadap senyawa aromatik pada tahap sintesis.
Permasalahan:
1.
Bagaimana yang dikatakan pusat
stereogenik pada suatu reaksi kimia?
2.
Apa saja yang harus diperhatikan dalam
menggunakan teknik diskoneksi pada suatu reaksi kimia?
3.
Bagaimana sinton dapat membantu menentukan
reagen yang cocok dalam suatu reaksi?
Saya Winda Sitia Elisabeth Sinaga dengan NIM A1C117016 akan mencoba menjawab permasalahan nomor dua.
BalasHapusyang perlu diketahui adalah diskoneksi tersebut daoat terjadi pada ikatan-ikatan yang lemah dimana ikatan yang terjadi adalah ikatan kovalen. Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena perbedaan keeelektronegatifan. Oleh karena itu jika ikatan lemah ini ada pada senyawa yang ingin disintesiskan maka dapat dilakukan teknik diskoneksi dengan tetap memeprhatikan reagen
3. Karena pada dasarnya pemilihan sinton harus disesuaikan dengan sifat cincin aromatis nukleofil dan asil klorida yang merupakan elektrofil. Dan sinton ini merupakan suatu fragmen khusus yang dapat membantu menentukan reagen-reagen yang cocok untuk reaksi namun bisa jadi tidak ikut dalam reaksi.
BalasHapusSekian jawaban dari saya
1. pusat stereogenik sering dikenal dengan ruang dimana atom C asimetris/atom pusat khiral. Dimana stereogenik itu untuk menentukan stereoisomer. Contoh nya dapat dilihat pada blog saya
BalasHapushttps://alfulailaariyanti.blogspot.com/2019/11/prinsip-prinsip-sintesis-senyawa-organik.html
Semoga membantu :)